Sebelumnya, mesti ditegaskan saya hanya manusia biasa
bukan ulama yang mengerti agama
bukan kyiai yang pinter berdakwah
apalagi bukan Tuhan satu-satuNya Zat yang berhak menilai ketaqwaan seseorang :)
hanya heran dengan manusia yang berkata kepada saya:
gw lebih memilih untuk gak ibadah,
mendingan gw ketauan, suka buat salah, yah sekalian aja
daripada yang solatnya rajin, pinter ngomong agama tapi sama aja kayak gw brengseknya
mendingan gw kan?
daripada mereka? sholat gak pake hati cuma kewajiban doang,
mendingan gak usah sekalian kayak gw, gak munafik
*dan ia berkata dengan mantap tanpa ada rasa bersalah
Andaikan saya ulama atau kyiai, pasti dengan santainya saya akan berkata:
Wahai saudaraku
Ibadah memang kewajiban
tetapi bukankah itu bentuk rasa syukur kita kepada Allah
bukankah kita sudah diberi begitu banyak nikmat karunia dan rezeki yang tidak terhitung
dan kita hanya bisa membalasnya dengan ibadah dengan sungguh-sungguh
tidakkah engkau takut kepadaNya
tidakkah engkau takut dengan semua kezaliman yang kita selalu perbuat
Nikmat itu bisa diambil dengan mudahnya olehNya?
Dan sayangnya saya bukanlah ulama dan kyiai yang tepat untuk berbicara itu kepadanya,
jadi saya hanya berkata:
Yah ibadah mah masing-masing, silahkan kalau anda memilih jalan untuk ke surga atau memilih jalan untuk ke neraka
dan saya berlalu dengan tersenyum
apabila saya disuruh memilih antara
- orang yang berbuat salah dan khilaf dan memilih sekalian untuk tidak beribadah *agar katanya tidak munafik
- orang yang juga selalu berbuat salah dan khilaf tetapi juga rajin beribadah
tentunya saya akan memilih yang kedua, memang manusia tempat salah dan khilaf bukan?
Tetapi setidaknya mereka ingat bahwa mereka punya agama dan mereka punya Allah
0 komentar:
Posting Komentar